Kita mengenal siapa sebenar Ahlul Bait
Maka apa peranan umat Islam terhadap Ahlul Bait?
Apakah Ahlul Bait ini hanya bahan sejarah untuk di baca?
Perintah Allah terhadap kita kepada Ahlul Bait adalah suatu kewajipan
“Katakanlah, ‘Aku tidak meminta kepadamu upah apapun atas dakwahku itu selain mencintai Al-Qurbâ. Dan barang siapa yang mengerjakan kebajikan akan Kami tambahkan kepadanya kebajikan itu. Sesungguhnya Allah Maha Penghampun lagi Maha Mensyukuri.’” (QS. Asy-Syûrâ [42]:23)
Apakah yang di maksudkan dengan Al Qurba & mengerjakan kebajikan/kebaikan?
Majoriti ahli tafsir dan perawi hadis berpendapat bahwa maksud dari “Al-Qurbâ” yang telah diwajibkan oleh Allah swt. kepada segenap hamba-Nya untuk mencintai mereka adalah Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain as.
Maksud dari “iqtirâf Al-hasanah” (mengerjakan kebaikan) dalam ayat ini ialah mencintai dan menjadikan mereka sebagai pemimpin.
Hadis yang berkaitan dengan kecintaan kepada Ahlul Bait terlalu banyak:
Ahlulbait Bahtera Keselamatan
Ahlulbait Gerbang Pengampunan
Suatu hari Abu Zar Al-Ghifari (ra), sambil berpaut di gelang pintu Kaabah, berteriak memperkenalkan siapa gerangan dirinya, lalu ia berpesan akan sabda Rasulullah (saaw):
《مثل اهل بيتي فيكم كمثل سفينه نوح في قوم نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك، ومثل باب حطه في بني اسرائيل》
~ السخاوي: هذا حديث حســـــــــــــــــــــــــــــــــــــن
"Ahlulbaitku di sisi kalian umpama bahtera Nabi Nuh di sisi kaumnya. Siapa saja yang menaikinya akan selamat dan siapa yang tertinggal akan binasa. Dan (Ahlulbaitku) umpama babu hiththah (gerbang pengampunan) di sisi Bani Israil (yang memasukinya akan luluh luntur dosanya).”
~ Martabat hadis ini di sisi As-Sakhawi:
Hasan (Baik).
Sumber:
Al-Buldaniyyat,
Allamah Al-Hafiz Syamsuddin Muhammad bin Abdul Rahman As-Sakhawi (w. 902H),
Darul 'Atha', m/s 186-187.
No comments:
Post a Comment