Secara umumnya semua umat Islam harus mengakui akan perpecahan umat Islam bermula sebaik kewafatan Rasul saaw.
Mari kita lihat beberapa surah dan sebab sebab di turunkan ayat tersebut.
Qs. Al An’am ayat 65-67
Qs. 6:65. Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan berulang ulang tanda tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami (nya)
Qs. 6:66. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal (azab) itu benar adanya. Katakanlah (Muhammad), “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu”
Qs. 6:67. Setiap berita (yang dibawa oleh Rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui
Asbabun Nuzul Qs.6 : 65-67 :
Zaid bin Aslam mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat,
“Setelah kepergianku, janganlah kalian kembali menjadi kafir dengan saling membunuh diantara kalian”.
Mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah Rasul Nya.
“Sebagian yang lain berkata, “ini tidak akan pernah terjadi untuk selamanya, yaitu saling membunuh diantara kita, sementara kita semua adalah muslim.” Maka turunlah ketiga ayat ini (HR. Ibnu Abi Hatim)
Qs. Asy Syu’ara; ayat 205-207
Qs.26 : 205 : Maka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun,
Qs.26 : 206 : Kemudian datang kepada mereka azab yang diancamkan kepada mereka,
Qs.26 : 207 : Niscaya tidak berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan
Asbabun Nuzul Qs.26 : 205-207 :
Menurut Abu Jahdham, ketiga ayat ini diturunkan berkenaan dengan Rasulullah yang suatu ketika terlihat bingung dan gelisah. Para sahabat menanyakan hal itu. “Aku bermimpi, setelah aku wafat kelak, aku melihat musuhku yang ternyata adalah berasal dari umatku sendiri,” jawab Rasulullah (HR.ibnu Abi Hatim)
Jelas dari point yang perlu kita fahami adalah ayat ayat ini adalah peringatan kepada para sahabat agar jangan kalin menjadi KAFIR. Walaupun sahabat menafikan akan berlaku kerana kami sesama muslim, tetapi ayat Quran menjelaskan setiap berita yang di bawa oleh Rasul saaw akan berlaku dan kelak kamu mengetahuinya.
Point yang seterusnya Rasul saaw mengkabarkan beliau bermimpi (mimpi Rasul saaw adalah semuanya benar) musuh ku adalah berasal dari umatku sendiri.
Kita melihat lagi beberapa hadis yang menggambarkan perpecahan umat Islam
Imam Ali as. berulang kali mengatakan:
إنّه ممّا عهد إليّ النبي (صلى الله عليه وآله وسلم) أنّ الاُمّة ستغدر بي بعده
“Termasuk yang dijanjikan Nabi kepadaku bahwa umat akan mengkhianatiku sepeninggal beliau.”
Sumber Hadis:
Hadis ini telah diriwayatkan dan dishahihkan al Hakim dan adz Dzahabi. Ia berkata:
صحيح الاسناد
“Hadis ini sahih sanadnya.”
Adz Dzahabi pun menshahihkannya. Ia berkata:
صحيح
“Hadis ini shahih.”
Sebagaimana juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, al Bazzâr, ad Dâruquthni, al Khathib al Baghdâdi, al Baihaqi..
Imam Ali as. berkata:
بينا رسول الله (صلى الله عليه وسلم) آخذ بيدي ونحن نمشي في بعض سكك المدينة، إذ أتينا على حديقة، فقلت: يا رسول الله ما أحسنها من حديقة ! فقال: إنّ لك في الجنّة أحسن منها، ثمّ مررنا بأُخرى فقلت: يا رسول الله ما أحسنها من حديقة ! قال: لك في الجنّة أحسن منها، حتّى مررنا بسبع حدائق، كلّ ذلك أقول ما أحسنها ويقول: لك في الجنّة أحسن منها، فلمّا خلا لي الطريق اعتنقني ثمّ أجهش باكياً، قلت: يا رسول الله ما يبكيك ؟ قال: ضغائن في صدور أقوام لا يبدونها لك إلاّ من بعدي، قال: قلت يا رسول الله في سلامة من ديني ؟ قال: في سلامة من دينك
“Ketika Rasulullah saw. memegang tanganku, ketika itu kami sedang berjalan-jalan di sebagian kampong kota Madinah, kami mendatangi sebuah kebun, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah alangkah indahnya kebun ini!’ Maka beliau bersabda, ‘Untukmu di surga lebih indah darinya.’ Kemudian kami melewati tujuh kebun, dan setiap kali aku mengatakannya, ‘Alangkah indahnya’ dan nabi pun bersabda, ‘Untukmu di surga lebih indah darinya.’ Maka ketika kami berda di tempat yang sepi, Nabi saw. memelukku dan sepontan menangis. Aku berkata, ‘Wahai Rrasulullah, gerangan apa yang menyebabkan Anda menangis?’ Beliau menjawab, ‘Kedengkian-kedengkian yang ada di dada-dada sebagian kaum yang tidak akan mereka tampakkan kecuali setelah kematianku.’ Aku berkata, ‘Apakah dalam keselamatan dalam agamaku?’ Beliau menjawab, ‘Ya. Dalam keselamatan agamamu.’”
Sumber Hadis:
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la, al Bazzâr dengan sanad shahih, al Hakim dan adz Dzahabi dan mereka menshahihkannya,[2] Ibnu Hibbân dkk. [3]
KESIMPULAN
1. Perpecahan sudah di kabarkan dengan jelas dalam Al Quran dan Hadis.
2. Ada kalangan sahabat yang kembali menjadi KAFIR & SALING MEMBUNUH setelah kewafatan Rasul saaw.
3. Musuh Rasul saaw setelah kewafatannya adalah berasal dari umat Islam sendiri.
4. Maka perpecahan dan pembunuhan sesama Islam berlarutan sehingga kini akibat pelanggaran dari nasihat Rasul saaw.
5. Ibnu Abi al Hadid mengatakan, “Ketahuilah bahwa semua darah yang ditumpahkan Rasulullah saw. dengan pedang Ali as. dan dengan pedang yang lainnya maka orang-orang Arab sepeninggal Nabi saw. hanya akan menuntut balas semua itu kepada Ali as., dan itu adalah kebiasaan bangsa Arab apabila ada seorang dari mereka terbunuh mereka menuntut balas kepada si pembunuhnya dan apabila ia telah mati atau ada halangan untuk membalasnya maka mereka akan membalas keluarga yang paling sepadan dengan si pembunuh dari keluargnya.”
No comments:
Post a Comment