Thursday 16 October 2014

MUBAHALAH ADALAH KEMENANGAN AHLUL BAIT (SIRI 3)


Di kisahkan bahawa rombongan terdiri dari 60 orang Kristen Najran datang menemui Rasulullah Saw bersama 3 orang pembesar bernama ‘Aqib, Sayyid dan seorang Bishop Abu Haritsah. Dalam pertemuan itu mereka melakukan dialog dengan Rasulullah Saw tentang Allah, Nabi Isa dan Maryam as. Mereka meyakini akan ketuhanan Nabi Isa as dan tidak mempercayai kelahiran Nabi Isa as yang tanpa ayah. Bishop bertanya: “Hai Muhammad, bagaimana pendapatmu tentang Nabi Isa as?”
 Rasulullah Saw menjawab:
“Sesungguhnya penciptaan Isa di sisi Allah sama seperti penciptaan Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman “Jadilah” (seorang manusia) maka jadilah dia.“(Ali Imran ayat 59)

Meski Rasulullah Saw telah menjawabnya dengan jelas, mereka tetap berdalih dan tidak mau menerima apa yang disampaikan Rasulullah Saw sampai akhirnya Allah menurunkan ayat mubahalah (surat Ali Imran ayat 61) yang berbunyi,
“Maka barang siapa yang membantahmu tentang kisah Isa setelah datang ilmu yang meyakinkan kamu, maka katakan, “Mari kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, istri-istri kami dan istri-istri kalian, diri kami dan diri kalian, kemudian marilah kita bermubahalah (saling melaknat dan mengutuk) dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta.“

Diriwayatkan oleh Suad bin Waqas bahwa,
“Ketika ayat ini turun, Nabi mengirim Ali, Fatimah, Imam Hasan dan Imam Husain dan berdoa kepada Tuhan,Wahai Tuhanku, inilah Ahlulbaitku!”
(Shahîh Muslim, jilid 1, Shahîh Tirmizi)

Berdasarkan perintah Allah Swt, Rasulullah Saw mengajak orang-orang Kristen Najran untuk bermubahalah. Mereka menerima ajakan Rasulullah Saw untuk bermubahalah namun meminta agar waktunya ditunda sampai besok.


Orang-orang Kristen Najran mengadakan musyawarah dengan mereka sendiri. Abu Haritsah berkata, “Kita tunggu saja sampai besok, sampai kita tahu Muhammad akan datang bermubahalah bersama siapa?

Kalau ia datang bersama keluarganya, berarti dia yakin dengan ucapannya, karena dia telah membawa orang-orang tercintanya dalam bahaya. Dengan demikian, kita jangan datang untuk bermubahalah.

Kalau ia datang bersama sahabat-sahabatnya, berarti ia ragu dengan ucapannya dan kita harus datang untuk bermubahalah dengannya.”


Keesokan harinya Rasulullah Saw datang di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Rasulullah Saw datang bersama Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan dan Husein as. Melihat pemandangan ini orang-orang Kristen Najran membatalkan niatnya untuk bermubahalah dengan Rasulullah Saw karena kalau sampai terjadi mubahalah, maka tidak satu orang pun dari orang-orang Kristen akan hidup. Akhirnya mereka menyerah dan berdamai dengan Rasulullah Saw dan siap membayar cukai jiziah setiap tahun.

RUMUSAN

1. Peristiwa itu merupakan bukti pelajaran yang melenyapkan bagi seluruh Kristiani Arab yang tidak lagi berani melawan Nabi Muhammad saw

2. Walaupun mereka masih anak-anak, Hasan dan Husain tetaplah di ikuti, mengabdi sebagai pihak aktif bagi Nabi di tanah mubahalah. Hal ini menyimpulkan bahwa usia bukanlah kriteria bagi kebesaran kesempurnaan (maksum). Mereka telah lahir dihiasi dengan kebaikan dan pengetahuan.

3. Pentingnya Ali, Fatimah, Hasan dan Husain dalam mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. tidak boleh lagi diperdebatkan.

4. Walaupun Imam Ali tidak mempunyai tempat dalam ayat ini namun ia termasuk dalam kalimat “diri kami”. Membawa Imam Ali bersamanya menunjukkan bahwa Rasulullah menganggap Ali sebagai kesinambungan dari kepribadiannya. Dengan demikian, kedudukannya lebih tinggi dari seluruh umat muslim.

Rasul berkata dalam beberapa kesempatan, “Ali adalah dariku dan aku adalah darinya.” Hubsyi bin Janadah meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, “Ali adalah dariku dan aku darinya, dan tidak ada seorang pun yang mewakili aku kecuali Ali.”

5. Beliau juga mengajak Fatimah bersamanya karena ia mewakili wanita dari anggota keluarganya

6, Abu Haritsah(Najran) sendiri di hadapan rombongannya mengakui, “Demi Allah, dengan keyakinan dan keberaniannya Muhammad seperti para nabi duduk dan siap bermubahalah. Aku menyaksikan wajah-wajah yang bila memohon kepada Allah, gunung pun akan lepas dari tempatnya. Aku takut bila mereka melaknat dan mengutuk kami, pasti orang-orang Kristen di muka bumi akan binasa.”


No comments:

Post a Comment